Kuajak Kalian Melihat Kabut Asap di Pekanbaru

Posting ini kutujukan untuk siapa saja yang ingin mengetahui bencana kabut asap, khususnya di Pekanbaru. Tujuannya agar seluruh penduduk dunia dapat merasakan apa yang sedang kami rasakan sekarang ini.

Perjalananku dari Perpustakaan Wilayah dan Arsip Provinsi Riau ke kantor, kurekam melalui video ini. Aku membonceng motor rekan kerjaku, dia mengemudi dan aku dibelakang memvideokan kabut asap siang itu, Senin, 5 Oktober 2015.



Video perjalanan menyaksikan kabut asap diatas, belum seberapa, karena dimalam hari kabut asap makin pekat. Cuaca malam dingin, listrik PLN mati, dan lengkap sudahlah penderitaan kami. Mereka yang mendapatkan nilai ekonomi, dan kami mendapatkan bencana dari perbuatan oknum pembakar hutan dan lahan.

Semua resah, disetiap bibir membahas kabut asap yang makin pekat, tak terkecuali istriku yang selalu mengkhawatirkan kondisi udara yang sudah pada level berbahaya, karena anak keduaku baru berusia memasuki 4 bulan, dan harus terus berada didalam kamar untuk mengurangi udara pekat kabut asap.

Sudah hampir sebulan lebih kami tidak lagi merasakan sinar matahari pagi, siang, dan sore. Kabut asap terlalu pekat hingga sinar matahari tak mampu menembusnya. Suasana memburam, mata perih, badan terasa pegal-pegal karena terus menghirup kabut asap.

Di pagi hari, pemandangan memburam terus berulang, melihat ke belakang rumah yang ada hanya warna abu-abu menutupi bangunan-bangunan dan pepohonan. Dan ini ku dokumentasikan juga video kabut asap di pagi hari di belakang rumah, kurekam Minggu, 4 Oktober 2015.



Hari Minggu semakin pilu, karena waktuku untuk berlibur bermain dengan anak-anakpun terganggu, hanya diam dirumah, dan tak bisa kemana-mana untuk menghilangkan kejenuhan melihat pemandangan rutin dirumah.

Kami sekeluarga di Minggu pagi biasanya pergi ke pusat kota untuk menikmati udara pagi, di pekanbaru kegiatan Car Free Day jadi hiburan paling digemari, dan sejak sebulan ke belakang sudah tidak ada lagi aktifitas berolah raga di Minggu Pagi.

Semua aktifitas terganggu, orang berjualan di car free day juga resah, karena barang dagangannya tidak laku seperti hari-hari sebelumnya. Anak-anak sekolah diliburkan, sampai waktu yang tak tentu, mereka tidak memiliki kesibukan belajar disekolah, hanya bisa menghela nafas dan menghirup asap.

Kebahagiaan kami terenggut bencana kabut asap, dan berharap kepada siapapun diluar sana yang tak terkena dampak bencana kabut asap agar berempati dengan apa yang sedang kami alami sampai dengan hari ini, Rabu, 7 Oktober 2015.

Media tak henti-hentinya memberitakan bencana rutin sepanjang tahun ini, dan kali ini terpanjang sepanjang sejarah bencana kabut asap. Kompas Cetak telah merangkumnya (baca: Bencana Asap Terlama Sepanjang Sejarah), menghimpun perjalanan panjang kabut asap yang tak ada habisnya. Penanganan disana-sini seolah tak membuahkan hasil, malahan kabut asap makin pekat dari hari ke hari.

Terima kasih, berharap posting ini dapat memberikan gambaran singkat apa yang sedang kami alami. Doakan kami tetap kuat menjalani kehidupan dipenuhi kabut asap ini.