Icha dan Hari Merdeka

Icha, dirigen lagu 'Hari Merdeka' pada upacara peringatan 70 Tahun Indonesia Merdeka, Senin pagi, 17 Agustus 2015 di Kantor tempatku bekerja. Foto di bawah ini untuk memperjelas ceritaku kali ini pada peringatan Hari Merdeka.

Icha, dirigen paduan suara (paling kiri) sedang berdoa
Ceritanya, Icha sedang memandu lagu 'Hari Merdeka', karena latihan hanya satu kali, pada Jumat sore, 14 Agustus 2015, jadi dirigen maupun kelompok paduan suara tidak mendengarkan instrumen musik lagu 'Hari Merdeka' sampai selesai. Pada saat latihan, kelompok paduan suara berlatih tanpa instrumen, karena instrumen sedang di dowload, ada teman yang bertugas untuk memutar mp3 instrumen untuk mengiringi kelompok paduan suara.

Hari itu, teman yang bertugas mencari mp3 lagu instrumen 'Hari Merdeka' kebingungan memilih beberapa lagu yang cocok untuk mengiringi paduan suara menyanyikan lagu 'Hari Merdeka', sempat dia menanyaiku, apakah aku mempunyai koleksi lagu instrumen 'Hari Merdeka', aku bilang sama dia, "Ada, tapi coba diputar dulu, siapa tahu kurang pas instrumennya", kataku. 

"Coba dulu ajalah, untuk latihan dulu sementara" ujar dia, sambil berlarian menuju pemutar mp3 yang letaknya diruang tengah kantorku. Kelompok paduan suara sedang diluar, berlatih bernyanyi tanpa iringan musik.

Hari H, pelaksanaan upacara 17 Agustus berlangsung, ketika menyanyikan lagu 'Hari Merdeka', kelompok paduan suara dan dirigen kebingungan dengan musik yang sedang diputar oleh petugas pemutar mp3, ada dua orang yang bertugas untuk memutar instrumen melalui mp3 player. Satu orang, dia memang bertugas untuk memutar mp3, sedangkan yang satunya lagi tidak pernah mengira, akan ditugasi memutar mp3. 

Petugas utama, terlambat datang, dan digantikan oleh pemutar cadangan, dia tidak tahu menahu instrumen apa yang sedang diputarnya, asal diputar saja instrumennya, karena memang sebelumnya dia tak bertugas untuk memutar mp3, dia bertugas sebagai kelompok paduan suara.

Dan, apa yang terjadi.. Icha, si dirigen yang biasanya penuh senyuman, kini berubah menjadi panik karena tidak bisa menghentikan instrumen lagu 'Hari Merdeka' yang berulang hingga tiga kali. Tidak ada seorangpun dalam kelompok paduan suara yang mengetahui kapan berakhirnya iringan instrumen lagu 'Hari Merdeka', dan aku sebagai peliput upacara ini, yang mendokumentasikan kegiatan upacara kali ini yang kena batunya, Icha bilang, "Mas.. kamu jangan senyum-senyum aja, tolong hentikan musiknya" pinta Icha agak kesal, karena dia sudah memberi aba-aba pada kelompok paduan suara, dan musik terus berputar, dan... hihi... simak saja video ini, biar lebih 'greget'.