Kerja Yang Jelas

Sudah beberapa tahun bekerja di lembaga non kementrian, baru kali ini merasakan bekerja dengan pengaturan yang jelas. Selama ini, aku merasa pada saat bekerja berdasarkan inisiatif sendiri. Padahal di struktur organisasi bertindak sebagai staf, dan tidak punya kewengan untuk membuat kebijakan, hanya melaksanakan teknis kebijakan.

Hasil pengarahan Kordiv. SDM, di visualkan ke whiteboard
Kerja yang jelas, menurutku wajib ada rencana dan program. Boleh tak punya agenda kerja, asal dapat berpikir diatas rata-rata seperti alm. om Bob Sadino, tapi kalau masih tahap belajar memahami gerak alam semesta dan manusia, rencana dan program kerja masih diperlukan. 

Pengarahan dituangkan ke whiteboard, dan dapat dibaca oleh manusia. Ini baru namanya kerja yang jelas, dan terarah, dapat dievaluasi minimal tiap minggu. Jika tak ada evaluasi, tentu apa yang kita kerjakan tidak ada perubahan, alias terus berputar di lingkaran kesalahan yang sama. Bisa jadi dinamai 'terjebak di lingkaran setan' karena terus mengulang kesalahan yang sama. 'Kepala Batu', namanya jika terus mengulang kesalahan yang sama. Ini perlunya evaluasi dalam bekerja.

Perubahan ini, terjadi hari ini, Jumat sore, 20 Agustus 2015. Perbaikan ini terjadi setelah peristiwa yang dialami rekan kerjaku. Kebetulan seruangan denganku. Dia mengeluh, karena pekerjaan overload, kelebihan beban dan tak bisa lagi dikerjakan, karena batas waktu penyelesaian deadline yang semakin dekat.

Dengan kejadian itu, berpikirlah para pembuat kebijakan dikantor, dan terjadilah perubahan dalam pengaturan pekerjaan. Ini yang aku maksud dengan perbaikan-perbaikan, dan harus dicatat, biar tak lupa, karena sifat manusia itu pelupa.