Tower Si Pembuat Onar

Beberapa hari ini hatiku selalu gundah gulana, memikirkan persoalan yang satu ini. Internet di Kantor Mati. Tidak bisa pergi-pergi melewati keterbatasanku menjadi seorang staf di kantor. Hanya mendekapi modem dengan sinyal hilang timbul bikin hati semakin tak menentu.

Kegunaan Tower (kiri) seharusnya mencontoh sifat Pohon Kelapa (tengah) semua berguna, dan Antena UHF (kanan) berfungsi hanya sebagai aksesoris saja jika tak pas arahnya.
Seharusnya aku sudah berjalan melewati hutan belantara internet, dan mendapatkan sebuah informasi yang dapat kumanfaatkan, namun sekarang aku harus terdiam, memandangi jejak-jejak bekas jasa Internet Service Provider (ISP) yang sudah mati, tak bernyawa lagi. 

Sejak hari Rabu, 29 Juli 2015 hingga kini, Minggu, 2 Agustus 2015 aku hanya sibuk jadi operator telepon di kantor, menelpon semua model Sales jasa ISP, hingga teknisi yang siap bekerja untuk membangun lagi jaringan internet di kantor. 

Hari-hari Biasanya aku sibuk mengedit berita kiriman penulis notulen, ataupun penulis berita amatir yang suka sekali bertele-tele memberitakan kejadian yang sebenarnya cuma butuh tiga paragraf, namun ditulisnya sampai berlembar-lembar di microsoft word. 

Mondar-mandir menemui beberapa rekan dikantor, dan harus menjelaskan sesuatu yang tak ingin mereka dengar. Meskipun ingin mendengar, dapat kupastikan mereka tak akan faham dengan kalimat rumit tentang jaringan internet. Lalu, bagaimana agar komunikasiku bisa lancar? Apa aku harus memberikan penjelasan dengan metode gerakan seperti bicara dengan orang tuna runggu?. Misalnya aku ingin bicara masalah bandwith, lalu kujelaskan dengan gambar dan sedikit gerakan untuk memberikan pemahaman. Dan sampai berapa lama aku dapat menjelaskan? 

Pengin jitak kepala orang rasanya, jika ketemu orang yang punya mau, tapi tak tahu apa maunya. Misalnya, pengin internet cepet, tapi tak mau tau dengan proses gimana perjalanan panjang mengkroscek ISP yang terpercaya dengan dengan produk jasanya akses internet, dan kerumitan teknis lainnya. Selalu saja maunya memposisikan diri sebagai pengguna yang tak berpikir, atau mungkin lebih layak disebut dengan ‘konsumen tak berotak’. 

Maunya selangit, namun tak mau tahu kalau maunya itu butuh penjelasan yang bikin otaknya akan sedikit ‘kram’. Aku harus bicara tentang IP, DHCP, Wifi, Sinyal, Tower, Antena, mikrotik, LAN dan semua bahasa jaringan yang tak mudah difahami ‘konsumen tak berotak’. 

Ini semua untuk memastikan semua perangkat internet dapat bekerja dengan baik dan sedihnya, setelah konek internet kebiasaan orang kantoran rata-rata dibuat main-main 80% dan kerja 10%. Itulah kejadian nyata dikantor-kantor pada umumnya, tak terkecuali di kantor tempatku bekerja. 

Kadang aku berpikir, jika biaya mahal jasa akses internet, harus diberikan kewenangan saja pada orang-orang yang dapat menggunakannya untuk kepentingan yang lebih bernilai, bukan hanya untuk menghibur diri dengan facebook dengan ribuan game, dan nonton Youtube dengan pilihan tak terkendali. 

Ini yang tak boleh terjadi, Tower (kiri) hanya menjadi tumpahan kotoran manusia seperti Septic Tank (kanan) berfungsi untuk menampung sesuatu yang tidak disuka, namun kalau manusia cerdik, akan dimasukkan benih ikan lele, agar dimakan kotoran dan nanti ketika penuh, dan mau kuras WC sekalian panen Ikan lele.
Ini cerita paling runyamnya, Minggu sore, 2 Agustus 2015, aku harus memastikan Tower dikantor dapat difungsikan oleh ISP yang menawarkan produknya. Kebetulan, ISP yang sekarang, punya perusahaan ISP yang kami sewa sebelumnya. Persoalan Tower ini, membuat teknisi yang mau memasang antena di Tower jadi pusing, karena harus mengikuti prosedur yang katanya harus dipatuhi. 

Siang hari, sekitar pukul 15.00 WIB, teknisi sudah siap memasang antena parabolik di tower, setelah usut-punya usut, ternyata sales yang menarkan produk internet dikantor mis komunikasi. Dan bilang, bahwa tower dikantor kami bukan punya perusahaanya, dan dia memerintahkan dua teknisinya yang sudah memasang antena untuk dilepas kembali. Sungguh, ini pekerjaan sia-sia, pikirku. Hanya karena status tower yang masih punya perusahaan ISP sebelumnya, mereka jadi membatalkan pemasangan internet di kantor. Alasannya, nanti manajemen marah, karena mengambil keputusan suka-suka hati, tanpa ada konfirmasi dari bos. 

Dan akhirnya, keputusan akan dipasang internet dikantor kami pada hari Senin, 3 Agustus 2015, “siang atau pagi” kata salesnya. Itupun masih menunggu email persetujuan dari pihak ISP lama untuk di usulkan ke manajeman, dan dirapatkan diantara bos-bos kedua ISP yang akan menetapkan status Tower ini.