Anak Sekolah Liburan Kabut Asap, Entah Sampai Kapan

Dua anak sekolah sedang diliburkan sekolah, karena kabut asap
"Kabut asap makin tebal," kata orang-orang disekitarku. Akupun berpikir demikian, setelah merasakan dampak kabut asap yang makin ekstrim dari hari ke hari. Tidak ada cara lain untuk menghindari kabut asap, hanya bisa menyumpal hidung dengan masker seadanya. Itupun masih terasa pekat di hidung, dan akibatnya keluarlah ingus.

Anak-anak sekolah diliburkan, dan kembali masuk sekolah jika kabut asap sudah hilang. Kamis pagi, 3 September 2015, kuambil gambar kondisi terkini Kota Pekanbaru, dan kebetulan ada beberapa anak sekolah yang diliburkan, sempat wawancara sebentar, sambil meminta gambar.

"Untuk apa ini, Bang?" tanya salah seorang anak yang sedang berjalan entah kemana, dan kuambil gambar sebagai obyeknya.
"Ini untuk dokumentasi pribadi," jawabku.
"Masuk koran nanti, Bang?," tanya mereka sambil bercanda dengan teman-teman sekumpulannya, ada yang menakut-nakuti, jika nanti masuk koran, akan ketahuan Gurunya, karena sekolah diliburkan, eh.. mereka malah asyik jalan-jalan menikmati liburan berkabut asap ini.
"Ndak, ini untuk kepentingan pribadi aja, bukan untuk dikirimkan ke koran," jawabku lagi.

Dan merekapun sepakat untuk tidak dimasukkan ke koran, tapi mereka tak tahu kalau foto mereka kumasukkan ke Blog ini. Malah diantara mereka ada yang minta foto hasil jepretanku ini. "Bang, upload aja ke Fb, gak pa pa, untuk ganti cover," pintanya, sambil menjelaskan nama akunnya, dia mengeja namanya, "K-e-v-i-n, Kevin, Bang," jelasnya.

"Lho, katanya gak mau dipublikasikan, ini koq malah dimasukkan ke Fb?," tanyaku.
"Kalau di Fb gak apa-apa, yang penting jangan di koran, nanti bisa terkenal.., hehe..," jawabnya senang kalau foto dimasukkan ke Fb mereka.
"Okelah, nanti coba kucari di Fb, Kevin kan?, pakai huruf 'V' kan?," jawabku, sambil mengeja kembali huruf 'V' untuk menemukan profil si Kevin.

Pagi itu, kabut asap memang sangat mengganggu, semua orang yang kutemui terus membicarakan kabut asap yang makin pekat. Banyak para orangtua yang khawatir dengan kesehatan anak-anaknya, terutama anak yang masih bayi. Aku jadi teringat dua anak laki-lakiku dirumah, si Althaf pun sekarang sudah paham kalau ada kabut asap harus pakai masker. Apalagi kalau main diluar rumah, dia sudah tahu apa yang harus dilakukan, yaitu pakai masker.

Dampak kabut asap yang kurasakan, sampai dengan hari ini, Selasa dini hari, 8 September 2015, pukul 00:15 WIB waktu laptopku, ketika mengetik posting ini, badanku terasa pegal-pegal, ini dampak dari kebanyakan menghirup kabut asap. 

Apa yang kurasakan ini, juga dirasakan beberapa rekan kerjaku, yang merasakan pegal-pegal dibadan, dan kepala pusing. Orang dewasa saja terasa gak enak badan, apalagi anak-anak dan bayi, yang secara fisik masih lemah, di asapi dengan udara yang sudah dalam status tidak sehat.

Kemarin, Senin Pagi, 7 September 2015, warga Kota Pekanbaru shalat dan berdoa bersama di Masjid Agung An Nur, mereka minta kepada Allah SWT untuk diturunkan hujan, dan sampai posting ini kuterbitkan, hujan belum turun.

Inilah hikmah dari bencana kabut asap, agar manusia kembali lagi patuh pada aturan Allah, tidak lagi memperturutkan hawa nafsu memperluas lahan perkebunan, tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan, tak peduli dengan kelangsungan makhluk hutan yang juga ingin hidup di habitatnya. Kini dirusak, dan dijadikan lahan perkebunan.

Lalu, siapa yang paling bertanggungjawab dengan bencana ini, selain kita manusia yang selalu saja membuat kerusakan di muka bumi ini. Penanganan seperti apapun, jika kecintaan akan alam sudah luntur, dan sudah diperbudak nafsu ingin kaya tapi dengan cara-cara yang bodoh, tetap saja akan membuat kerusakan, kabut asap sebagai peringatan bagi perusahaan-perusahaan besar yang punya semangat berproduksi, dan tak mau berhenti berproduksi, tak ada cara lain lagi, selain memperturutkan mesin produksi dengan cara membakar lahan lagi.

Mari kita doakan agar semua kita, dan pemerintah dapat lebih berani lagi membuat kebijakan yang tepat untuk oknum/otak dibalik pembakaran lahan. Dan media sekarang lagi sibuk memberitakan langkah strategis pemerintah untuk menindak tegas para pemilik perusahaan yang tertangkap membakar lahan.

Dan merekapun melanjutkan jalan-jalan liburan kabut asap