Puisi Marzuli Ridwan Al-Bantany

Penyair asal Bengkalis, Marzuli Ridwan Al-Bantany
Perkenalanku dengan penyair asal Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau Marzuli Ridwan Al-Bantany memang tak intens, hanya berkomunikasi melalui karya-karya beliau di blognya setanggijunjungan dan beberapa karyanya yang dikirim ke media, baik cetak maupun elektronik.

Dan hari ini, Sabtu sore, 24 Oktober 2015, aku merasa begitu bahagia, karena mendapat kiriman puisi darinya, tak hanya satu puisi, tapi sampai tiga judul puisi. Ternyata kecintaanku terhadap karya-karyanya direspon beliau dengan mengirimkan karyanya di blog pribadiku ini.

Beliau menuliskan permintaanya dengan sangat rendah hati, "Mudah-mudahan terbit di Blog Bapak Hendro," tulisnya merendah. 

Alhamdulillah, kurasa ini sangat luar biasa, karena media cetak dan elektronik tentu bersusah payah mengharapkan dapat kiriman puisi dari Pak Marzuli, dan dibandingkan denganku yang hanya mencintai karyanya, namun tak berpengharapan untuk dikirimi puisi malah diberikan cuma-cuma. Terima kasih Pak Marzuli.

Berikut tiga puisi karya Marzuli yang dikirim melalui email, bertema bencana kabut asap yang menyelimuti Provinsi Riau.


Kepada Cinta

mestikah kulukis mentari di lentik jejemari
jika yang terlukis hanya nyeri-nyeri
lebam menyemai palung-palung hari?

mestikah kulukis rembulan di dingin qalbu
jika yang terlukis hanya kata rindu
wajah yang mengabarkan pilu-pilu?

haruskah kumemintamu melukis cinta
di dada langit menggumpal luka-luka
tatkala hutan, rimba-rimba terjerang lara?

biar kulukis awan nan bertarak
menjadi seri harum semerbak
remuk redam 'kan kuberpijak

: moga ada cinta yang sudi bertapak


Bengkalis, 2 Okt 2015


---


Air Mata Riau


desir angin menembus kabut-kabut, menyapa insan-insan yang masih berselimut.
tak usah dibimbangkan kami, menyemai rindu dalam perih-perih hari


Bengkalis, 1 Oktober 2015



----


Bahasa Alam


alam pun berbicara dengan bahasanya, kepada kita tentang segalanya.



Bengkalis, 1 Oktober 2015